Total Tayangan Halaman

Selasa, 18 September 2012


MENYELAMATKAN GENERASI BANGSA
DARI MUSUH BERSAMA
(FREE SEX DAN NARKOBA)

1.  Pendahuluan

A. Latar Belakang

Remaja adalah generasi penerus bangsa, dimana baik buruknya suatu bangsa ke depan tergantung bagaimana kondisi remaja sebagai generasi muda saat ini. Secara kuantitatif yang dikatakan remaja adalah mereka yang usianya antara 12-21 tahun (Sarwono, 2002 : 98). Jika kita lihat pada rentang usia itu, maka nampaklah bahwa dalam kaidah pendidikan formal mereka sedang menikmati bangku SMP, SMA dan kuliah di perguruan tinggi. Predikat siswa/siswi disandang bagi yang masih SMP dan SMA, sedang predikat mahasiswa/mahasiswi disandang bagi yang kuliah di perguruan tinggi. Artinya di pundak siswa SMP, SMA dan Mahasiswa lah Indonesia 10-20 tahun ke depan nasib positif dan negatifnya. Jika keseluruhan sikap dan prilaku mereka positif, maka harapan bangsa ini begitu cerah. Tapi jika sikap dan prilaku mereka hari ini negatif, sungguh suram masa depan bangsa ini di masa mendatang. Sering idealita bertolak belakang dengan realita. Era globalisasi cukup mewarnai kehidupan remaja kita terutama mereka yang masih di bangku SMP dan SMA. Tentu kita tidak menafikan prestasi siswa-siswa yang gemilang, tapi berbagai kenakalan remaja juga sering menghiasi media bangsa ini, baik cetak maupun elektronika. Mulai dari tawuran antar siswa, terjerat narkoba sampai terjerumus dalam pergaulan bebas / free sex. Data yang diungkap badan narkotika nasional, hampir 3 juta remaja di Indonesia terjerat narkoba. Sementara itu, kenakalan remaja dalam bentuk pergaulan bebas hingga ke seks bebas lebih memprihatinkan lagi. Sekitar 5 juta siswa SMP dan SMA di Indonesia sudah pernah berhubungan intim (Kompas, 10-8-2007). Di tahun 2009, 40 % siswa SMP dan SMA di Bali sudah pernah berhubungan intim. Hasil penelitian Fathur Rohman. Dari 10 SMU kelas 3 di Surakarta dengan 611 siswa dan 639 siswi,didapatkan hasil :
Prilaku seks Pria Wanita Total
Pernah melakukan hubungan seksual 139 25 164
Tidak pernah berhubungan seksual 472 614 1250

Bahkan dari 639 siswi 24 % sudah melakukan hubungan seksual 1-2 X / minggu.(Jurnal penelitian Humaniora Vol. 6 No. 2, tahun 2005 : 115-129). Yang lebih memilukan lagi 62,7 % siswa SMP yang masih bau kencur sudah pernah berhubungan intim layaknya suami-istri

Masalah seksualitas, dari tahun ke tahun angkanya semakin meningkat dan mengerikan. Tahun 1976, 9,6% remaja menyetujui adanya seks pra-nikah, tahun 1978 meningkat 10% remaja terlibat free sex, tahun 1981 menjadi 17,02% remaja free sex. Bahkan Penelitian baru-baru ini di Jogjakarta (tahun 2003) menyatakan 97,05% mahasiswi di Yogyakarta sudah tidak perawan lagi.(lihat Iip Wijayanto dalam “Sex In The Kost”, dan Koran Kedaulatan Rakyat, 18 September 2003 halaman 1 : Virginitas Mahasiswi). Sedang hasil Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menyatakan 26% dari 359 remaja Jogja telah berhubungan seks. Melihat dari tempat dan daerah pun, prilaku Pre-Marital Intercourse (free sex) juga bermacam-macam. Penelitian pada pelajar SMU di Jawa Tengah tahun 1995, 10% dari mereka sudah pernah melakukan hubungan seks pra-nikah, di Jawa Timur (tahun 1992) 47% remajanya pernah melakukan hubungan seks pra-nikah, di Bali (tahun 1990) 90% remajanya pernah berhubungan seks bebas.(Mahmudi, 2009 : 86). The Allen Guttmacher Institute menyatakan bahwa 93 persen dari anak remaja puteri yang disurvei mengaku bahwa persetubuhan pertama mereka adalah "keinginan mereka sendiri".

National Survey of Family Growth pada tahun 1988 melaporkan bahwa 70-80% remaja yang melakukan seks pra-nikah pertama kali dilakukan saat mereka pubertas yaitu saat usia 15-19 tahun. Jika melihat rentang usia itu berarti mereka masih di bangku SMP dan SMA. Jika kita merenung sejenak, itu adalah angka yang didapatkan saat tahun 1988, bagaiman kondisi saat ini ?
Sekali lagi ditegaskan bahwa nasib bangsa ada di tangan mereka, remaja khususnya siswa-siswi SMP dan SMA saat ini. Jika mereka tidak dibentengi oleh serangan seks bebas dan obat-obat terlarang / narkoba, maka hancurlah masa depan negeri ini. Oleh karena itu kami atas nama tim 3 klinik keperawatan akupuntur jember dengan penuh rasa peduli menawarkan solusi ke bapak / ibu pimpinan institusi sekolah baik SMP maupun SMA beserta dewan guru lainnya berupa pembinaan siswa dalam bentuk penyuluhan bahayanya narkoba dan seks bebas. Semua usaha ini semata-mata dilakukan demi menyelamatkan aset bangsa yang sangat berharga ini.
    B. Tujuan

Seacara garis besar acara ini bertujuan untuk :
1. Mencegah terjadinya kenakalan remaja dalam bentuk narkoba, miras, dan pergaulan bebas / seks bebas.
2. Membekali siswa / siswi akan bahayanya narkoba, seks bebas dan penyakit menular seksual (HIV-AIDS).
3. Membatu proses pembinaan moral bagi guru agama, guru BK dan guru-guru lainnya di Institusi sekolah baik SMP / MTs maupun SMA / MA / SMK negeri ataupun swasta.
4. Meningkatkan motivasi dan semangat belajar para siswa serta memfokuskan pendidikan yang menjadi tanggung jawab utama mereka.
5. Ikut berkontribusi dalam pembentukan karakter bangsa melalui penciptaan generasi bangsa yang tagguh ber-IPTEK dan ber-IMTAQ.

C. Metode Materi Penyuluhan.

Acara ini dikemas dalam bentuk penyuluhan yang didalamnya terjadi interaksi diskusi dan tanya jawab antara tutor dan para siswa, dimana tutor menyampaikan input terlebih dahulu lewat presentasi. Adapun materi yang akan diberikan sebagai bekal siswa adalah :

No. Materi Durasi Pemateri
1. Pengenalan anatomi & fungsi organ reproduksi manusia (pria dan wanita) 90 menit Andrik Hakim, S.Kep; Ners.
2. Narkoba & seks bebas ditinjau dari Agama 90 menit Ust. Suwito, Al-Hafidz
3. Narkoba & seks bebas ditinjau dari psikologi dan kehidupan sosial remaja 90 menit Eli, S.Pd.
4. Narkoba & seks bebas ditinjau dari sisi medis & kesehatan, (analisa dampak) 90 menit Idris mahmudi, Amd.Kep; S,Pd.I.
5. Membangkitkan motivasi belajar 90 menit Dian wahana Putra, S.Pd.I.
Total 450 menit

Tekniknya 60 menit tutor memberi input lewat presentasi, 30 menit diskusi. Ke 5 materi diatas tidaklah kaku, namun fleksibel tergantung situasi dan kondisi. Kepala sekolah maupun para dewan guru diberi keleluasaan untuk memilih. Bisa diberikan semuanya atau dipilih mana yang dianggap prioritas dan paling penting.

D. Sarana dan Prasarana.

Yang dibutuhkan untuk acara penyuluhan ini adalah : ruangan atau kelas untuk 40-50 siswa, laptop, LCD, layar proyektor, sound laptop / komputer, kabel sambungan untuk laptop, LCD dan sound, foto copy angket sebanyak siswa yang menjadi peserta.
Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh tim bersama para guru yang berfungsi untuk mengetahui dan memetakan prilaku siswa yang terjadi saat ini. Ha ini berguna untuk masukan bagi guru dan sekolah. Data bersifat rahasia dan menjadi hak sekolah secara mutlak, tim 3 hanyalah fasilitator dan tidak akan mempublikasikan kecuali diizinkan pihak terkait.

E. Dana

Dana yang dibutuhkan dalam acara ini :
1. Honorarium pemateri : @ Rp. 100.000 X 5 = Rp. 500.000
2. Konsumsi pemateri : @ Rp. 10.000 X 5 = Rp. 50.000
3. Foto Copy angket / kuesioner (sebanyak siswa) : kurang lebih Rp. 20.000
4. Lain-lain / tak terduga : Rp. 30.000
Total : Rp. 600.000

F. Waktu Pelaksanaan.

Waktu dan tempat pelaksanaan acara penyuluhan ini fleksibel tergantung kebijakan sekolah yang bersangkutan, yang terpenting adalah adanya saling komunikasi dan kordinasi dengan tim 3 klinik keperawatan akupuntur Jember setidaknya 1 minggu sebelum hari pelaksanaan harus kontak ke kordinator inti tim 3, yaitu Idris Mahmudi, Amd. Kep; S.Pd.I. : 081336385486. hal ini dimaksudkan demi kematangan persiapan tim pemateri.

G. Kualifikasi Pemateri

Latar belakang dan kiprah pemateri :
1. Idris mahmudi, Amd.Kep; S,Pd.I. : lulusan D3 Keperawatan UNMUH jember, Lulusan S1 Pendidikan Agama Islam UNMUH Jember, saat ini sedang menempuh S2 di STAIN Jember. Dosen FIKES UNMUH Jember, Perawat-akupunturis dan dai muda yang aktif di organisasi Muhammadiyah.
2. Ust. Suwito, Al-Hafidz : Pengasuh pondok hafalan Al-Qur’an UNMUH Jember, hafidz Al-Quur’an 30 juz, ahli Ruqyah, dan saat ini sedang menyelesaikan program S1 Psikologinya di UNMUH Jember.
3. Eli, S.Pd. : aktivis organisasi Aisiyah, seorang guru, sangat keibuan terutama bagi para remaja, dan saat ini sedang menempuh S2 untuk jurusan Bahasa Inggris.
4. Andrik Hakim, S.Kep; Ners. : lulusan D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan FIKES UNMUH Jember. Pembimbing praktek dan guru SMK Muhammadiyah Jember jurusan keperawatan, saat ini sedang menempuh program hafalan Al-Qur’an di PONPES UNMUH jember.
5. Dian Wahana Putra, S.Pd.I. : lulusan S1 Pendidikan Agama Islam UNMUH Jember, guru SMP Muhammadiyah Rambi, dai muda dan saat ini di amanahi sebagai ketua organisasi IMM tingkat kabupaten.

H. Penjaminan Mutu.

Pasca siswa menerima materi dan ikut penyuluhan preventif narkoba dan free sex ini, secara otomatis sikap dan prilaku siswa akan berubah ke arah positif. Namun sebagaimana pasang surutnya nafsu manusia, kekuatan perubahan itu maksimal bertahan 1 bulan tergantung iman dan pertahanan diri masing-masing siswa, juga keberlanjutan pembinaan dari semua guru. Layaknya sebuah baterai yang terpenting adalah kontinuitas meng-charge-nya karena itulah proses pembelajaran dan pembentukan karakter calon penerus bangsa.

2.           Penutup
Demikian sekilas tawaran solusi kami untuk sekolah guna membentengi siswa-siswi SMP / MTs, dan SMA / MA / SMK demi masa depan yang lebih cerah. Jika tawaran solusi ini dianggap positif, kami menunggu kontak komunikasi dari bapak / ibu pimpinan dan para dewan guru semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar